Hipoksemia: Gejala, Penyebab dan Cara Mengatasi

Daftar Isi [Tampilkan]
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.

DokterSehat.Com – Adakalanya tubuh Anda tidak memiliki oksigen yang cukup. Hal ini akan membuat Anda mengalami hipoksemia. Kondisi ini adalah kondisi yang berbahaya. Mengapa bisa berbahaya? Tubuh yang tidak memiliki kandungan oksigen yang cukup akan merusak organ-organ tubuh.

Beberapa organ tubuh yang bisa rusak akibat adanya hipoksemia seperti otak, hati, dan lainnya. Organ-organ tubuh tersebut bisa rusak hanya dalam beberapa menit saja setelah suatu gejala muncul. Oleh karena itu, yuk disimak penjelasan mengenai hipoksemia agar bisa segera mendeteksinya dan terhindar dari kerusakan organ.

Apa itu hipoksemia dan hipoksia?

Hipoksemia adalah kondisi di mana terjadi penurunan konsentrasi oksigen di dalam darah. Kadar oksigen di dalam darah berada di bawah normal, terlebih pada arteri. Normalnya, arteri membutuhkan kadar oksigen sekitar 75-100 mmHg. Apabila kadar oksigen berada di bawah 60 mmHg maka Anda telah mengalami hipoksemia.

Apakah Anda tahu bahwa hipoksemia bisa memicu terjadinya hipoksia? Apa itu hipoksia? Hipoksia tentunya berbeda dengan hipoksemia. Hipoksia adalah kondisi di aman terjadi penurunan kadar oksigen di dalam jaringan. Ya, perbedaan keduanya terletak pada tempat di dalam tubuh di mana terjadi penurunan kadar oksigen.

Baca juga: Pertolongan Pertama pada Sesak Napas

Penyebab hipoksemia

Berbagai kondisi tubuh bisa menjadi penyebab terjadinya hipoksemia. Kondisi tubuh yang buruk dapat mengganggu fungsi tubuh untuk menjaga kadar oksigen dalam darah tetap normal. Ketahuilah beberapa penyebab terjadinya hipoksemia.

Berikut ini adalah beberapa penyebab hipoksemia yang paling umum termasuk:

1. Berada di lingkungan dengan oksigen rendah

Hipoksemia sering kali terjadi dikarenakan sedang berada di suatu tempat yang memiliki kadar oksigen rendah bahkan tidak ada. Beberapa tempat dengan kadar oksigen yang tidak mendukung, seperti di dalam laut yang sangat dalam, di dalam pesawat yang cukup tinggi di atas permukaan bumi, gunung yang tinggi,  dan gedung yang terbakar.

2. Adanya masalah pada paru-paru

Ada beberapa masalah pada paru-paru yang bisa menjadi penyebab hipoksemia. Beberapa gangguan pada paru-paru yang bisa menyebabkan terjadinya hipoksemia, seperti asma, edema paru, emfisema, pneumonia, sleep anea, bronkitis, kanker paru-paru, emboli pulmonal, fibrosis paru, dan pneumotoraks.

3. Obat-obatan

Beberapa jenis obat ternyata ada yang bisa memicu terjadi hipoksemia. Jenis obat nyeri yang kuat bisa memperlambat pernapasan sehingga menurunkan kadar oksigen dalam darah. Selain itu, obat bius dan narkotika juga merupakan obat yang bisa menyebabkan hipoksemia.

4. Terhambatnya alirah darah

Ada tindakan yang bisa membuat aliran darah menjadi berkurang atau terhenti. Contoh tindakan tersebut seperti cidera, tembakan, sumbatan akibat gumpalan, dan lainnya. Oleh karena itu, Anda perlu segera menyadari kemungkinan hipoksemia apabila mengalami hal tersebut.

5. Keracunan

Ada suatu waktu dan tempat meskipun bukan di atas tempat yang tinggi ataupun di bawah lau yang begitu dalam tetapi bisa menjadi penyebab hipoksemia. Lingkungan yang mengandung racun dari bahan-bahan kimia akan menjadi polutan di udara. Begitu pula dengan gas tertentu seperti karbon monoksida yang telah mencemari udara.

6. Anemia dan masalah jantung

Anemia yakni kondisi kekurangan darah yang bisa menjadi penyebab terjadinya hipoksemia. Penderita anemia sering kali mengalami hipoksemia karena kadar oksigen yang dimiliki di bawah normal.

Kekurangan darah akan membuat tubuh juga mengalami kekurangan hemoglobin.. Kita tahu bahwa hemoglobin memiliki fungsi untuk mengikat oksigen. Jadi, apabila kurang darah maka hemoglobin akan berkurang sehingga oksigen pun juga berkurang.

7. Masalah atau gangguan pada jantung

Jantung merupakan organ yang berfungsi memompa darah. Organ jantung sangat erat kaitannya dengan darah. Jadi, apabila Anda memiliki masalah pada jantung maka hal tersebut bisa menyebabkan kejadian hipoksemia.

Masalah pada jantung seperti cacat jantung dan penyakit jantung juga bisa menyebabkan kejadian hipoksemia. Jadi, jagalah jantung Anda tetap sehat agar bisa selalu siaga memompa darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh.

Gejala hipoksemia

Gejala hipoksemia berbeda dari orang yang satu dengan orang lainnya. Beberapa gejala juga bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Oleh karena itu, informasi mengenai gejala hipoksemia menjadi penting untuk Anda ketahui. Simaklah beberapa gejala hipoksemia di bawah ini.

Berikut ini adalah beberapa gejala hipoksemia yang bersifat umum:

  • sakit kepala
  • sesak napas
  • bernapas cepat
  • detak jantung cepat
  • batuk
  • desah
  • berkeringat
  • kebingungan
  • kebiruan pada kulit, kuku jari, dan bibir

Berikut ini adalah beberapa gejala hipoksemia yang berat karena disertai dengan hipoksia serebral:

  • kebingungan
  • tidakmampu berkomunikasi
  • koma

Diagnosis hipoksemia

Hipoksemia bisa didiagnosis dengan menggunakan beberapa cara.

1. Pemeriksaan fisik

Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah untuk mendengarkan paru-paru dan jantung. Dokter bisa mendeteksi adanya kelainan pada organ-organ tersebut melalui pemeriksaan fisik tersebut.

Apabila ada kelainan pada organ-organ itu maka itu menjadi pertanda kadar oksigen rendah di dalam darah. Selain itu, dokter juga akan memeriksa kuku, kulit, dan bibir Anda apakah berwarna kebiru-biruan.

Baca juga: 9 Cara Alami Mengobati Dada Sesak di Rumah

2. Tes

Selain pemeriksaan fisik, untuk lebih memastikan adanya hipoksemia, dokter akan melakukan beberapa tes untuk melihat kadar oksigen dalam darah Anda. Beberapa pemeriksaan seperti pulse oximetry, tes darah arteri, dan tes pernapasan.

Pulse oximetry merupakan alat dengan sensor untuk mengukur jumlah oksigen dalam darah. Anda perlu menyelipkan jari Anda di sela-sela sensor. Tidak perlu khawatir, karena Anda tidak akan sakit.

Tes yang lain adalah tes darah arteri. Tentu saja menggunakan jarum untuk mengambil sampel darah dari arteri Anda. Kadar oksigen akan diukur melalui sampel darah tersebut. Tes pernapasan juga bisa untuk melihat jumlah oksigen. Anda akan bernapas di dalam tabung yang telah terhubung ke komputer sehingga bisa melihat kadar oksigen.

Cara mengatasi hipoksemia

Jangan menyepelekan hipoksemia karena pada beberapa kasus bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, segeralah melakukan upaya sebagai solusi untuk mengatasi hipoksemia. Ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam darah.

1. Obat-obatan

Beberapa jenis obat bisa digunakan untuk mengobati hipoksemia. Obat-obatan tersebut biasanya diberikan melalui inhaler. Jadi, pemakaian obat-obatan tersebut adalah dengan cara dihirup untuk bisa sampai ke paru-paru.

2. Terapi oksigen

Terapi oksigen bisa menjadi solusi untuk mengatasi kejadian hipoksemia. Cara ini baru direkomendasikan oleh dokter apabila pasien memiliki hipoksemia yang lebih parah. Terapi oksigen ini adalah tindakan yang dilakukan dengan menggunakan tabung agar pasien bisa menerima oksigen tambahan.

Cara mencegah hipoksemia

Selain bisa diobati, hipoksemia juga bisa dicegah. Informasi ini penting untuk mencegah terjadinya hipoksemia. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, apabila Anda ternyata belum pernah mengalami hipoksemia atau sudah sembuh dari hipoksemia maka cegahlah dengan beberapa cara di bawah ini.

Berikut ini cara mencegah hipoksemia:

  • latihan pernapasan dalam
  • menerapkan pola diet sehat
  • memperbanyak minum air
  • lakukan olahraga secara rutin
  • berhenti merokok
  • hindari asap

 



Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel